WkMedia.com – Ketua DPRD Kota Malang Amitya Ratnanggani Sirraduhita menyayangkan banyaknya korban luka-luka dalam aksi demonstrasi tolak RUU TNI di Gedung DPRD Kota Malang. Korban luka dari massa aksi unjuk rasa, hingga personel TNI dan Polri pada Minggu, (23/3/2025).
Massa aksi berjumlah ratusan orang itu menyuarakan aspirasinya sejak pukul 16.05 WIB. Mereka meluapkan kekesalan dengan mencoret aspal dan menuliskan beberapa kalimat seperti “Ganyang Fufufafa Kopong”, “Sekolah yang Benar Biar Gak Jadi Polisi” dan beberapa tulisan lainnya.
Aksi coret-coret yang dilakukan para pengunjuk rasa menjadi bentuk luapan kekesalan. Sebagian massa juga tampak membawa poster.
Selanjutnya mereka menyampaikan sejumlah orasi. Salah seorang peserta aksi menyampaikan kekecewaannya atas pengesahan UU TNI.
“Kami belum hilang dan tidak akan pernah hilang. Pada pagar-pagar kokoh, gedung gedung mewah, dan mobil-mobil mewah, kami tidak akan pernah hilang,” tegas seorang peserta aksi itu.
Peserta aksi itu menambahkan, pemerintah bisa mengembalikan naluri berpikir dan sadar atas kemanusiaan. Dia juga berpesan agar pemerintah atau pihak terkait tidak terpengaruh dengan uang sogokan dan omon-omon yang diberikan penguasa.
Jalannya aksi sempat berjalan damai dan lancar. Namun sekitar pukul 18.04, situasi tiba-tiba memanas. Sebagian peserta aksi menembakkan petasan ke arah petugas keamanan.
Alhasil kericuhan pun terjadi. Beberapa barang dibakar dan massa aksi berhamburan untuk lari. Sebagian peserta yang membuat onar langsung ditangkap petugas.
Menanggapi hal itu, Kabag Ops Polresta Malang Kota AKP Sutomo mengatakan, pada dasarnya mereka sudah bertindak humanis dan persuasif. Namun saat sudah mulai anarkis, pihaknya berupaya untuk meredakan suasana.
Ketua DPRD Kota Malang Amitya Ratnanggani Sirraduhita menyayangkan adanya korban luka-luka dalam demonstrasi ini. Selain korban luka, Amithya menyebut ada 2 ruangan terbakar yakni pos satpam dan gudang arsip yang berada di sisi utara Gedung DPRD Kota Malang. Kebetulan lokasi gedung berada di dekat kerumunan massa aksi.
Kebakaran diduga karena lemparan benda menyerupai molotov hingga ban bekas yang telah dibakar. Hingga kini DPRD Kota Malang masih melakukan identifikasi dan inventarisir dampak dari kebakaran ini.
Amithya menyebut perwakilan DPRD Kota Malang akan mengunjungi dan melihat kondisi pendemo maupun aparat yang dilaporkan terluka dan tengah menjalani perawatan di rumah sakit. Sedangkan untuk demonstran yang diamankan polisi dia serahkan pada pihak yang berwajib.
(Fajar)