WkMedia.com – Setelah sempat menghebohkan publik pada 2024 dengan keputusan menarik dana senilai Rp13 triliun dari Bank Syariah Indonesia (BSI), Muhammadiyah kini siap melangkah lebih jauh: mendirikan Bank Syariah Muhammadiyah (BSM).
Pendirian BSM menjadi bagian dari implementasi amanat Muktamar Muhammadiyah, dan saat ini proses perizinannya sedang berjalan di Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Peluncuran bank tersebut ditargetkan pertengahan tahun ini, setelah seluruh syarat perizinan dan modal terpenuhi.
Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan OJK, Dian Ediana Rae mengonfirmasi bahwa pendirian Bank Syariah Muhammadiyah tengah dalam tahap peninjauan.
“Iya sudah diproses. Sepertinya tidak lama lagi izinnya keluar. Mungkin sebulan ini lah,” ujarnya, Sabtu (27/6/2025).
Menurut Dian, pendirian awal akan berbentuk Bank Perekonomian Rakyat Syariah (BPRS). Nantinya, bank ini bisa dikembangkan menjadi bank umum syariah tergantung fokus bisnis Muhammadiyah.
“Apakah akan menjadi bank komersial besar, itu sedang mereka pikirkan. Ada keunikan-keunikan organisasi Muhammadiyah yang jadi pertimbangan,” tambah Dian.
Ketua Bidang Ekonomi PP Muhammadiyah, Mukhaer Pakkanna menjelaskan bahwa Bank Syariah Muhammadiyah tidak dibentuk melalui merger antar-BPRS milik Muhammadiyah. Sebaliknya, pendirian dilakukan melalui transformasi satu BPRS utama sebagai cangkang awal.
“Yang diambil itu BPRS-nya Uhamka, ditransformasi menjadi bank buku 1. Lalu yang lain ikut sebagai pemegang saham. Jadi bukan merger,” jelas Mukhaer.
Salah satu BPRS yang akan dijadikan entitas awal adalah BPRS Matahari Artha Daya, milik Universitas Muhammadiyah Prof. Dr. Hamka (Uhamka).
Saat ini, Muhammadiyah memiliki setidaknya 17 BPRS yang tersebar di seluruh Indonesia. Mereka akan dikonsolidasikan untuk memperkuat struktur keuangan dan operasional Bank Syariah Muhammadiyah.
Langkah awal dimulai dengan memenuhi persyaratan modal inti minimal Rp100 miliar untuk mencapai status bank buku 1. Setelah itu, target jangka panjang adalah menjadi bank umum syariah buku 4, yang memerlukan modal minimal Rp1 triliun.
Persyaratan modal besar untuk mendirikan bank syariah diyakini bukan hambatan bagi Muhammadiyah. Organisasi Islam terbesar ini diketahui memiliki aset fantastis.
“Total aset Muhammadiyah mencapai Rp400 triliun, termasuk dana tunai, tanah, bangunan, dan kendaraan,” ungkap Anwar Abbas pada 2020, saat masih menjabat Ketua Bidang Ekonomi PP Muhammadiyah.
Mukhaer menegaskan bahwa pendirian BSM adalah amanat lama yang berasal dari Muktamar Muhammadiyah Makassar 2015 dan dipertegas lagi pada Muktamar Solo 2022.
“Ini bukan keputusan mendadak. Dalam dokumen tanfidz Muktamar, pendirian Bank Muhammadiyah adalah salah satu amanah muktamirin,” kata Mukhaer saat menghadiri Rakerwil LP-UMKM PWM Jatim di Wonosalam, Jombang, Sabtu (22/2/2025).
Mukhaer menyebut bahwa proses perizinan di OJK terus berjalan lancar dan target peluncuran Bank Syariah Muhammadiyah adalah pertengahan tahun ini.
“Mudah-mudahan pertengahan tahun ini BSM bisa launching. Mohon doanya,” tutupnya.
Langkah Muhammadiyah mendirikan bank sendiri menunjukkan kemandirian dan keberpihakan organisasi ini pada ekosistem keuangan syariah nasional. Dengan modal besar dan jaringan luas, Bank Syariah Muhammadiyah berpotensi menjadi kekuatan baru dalam industri perbankan syariah Indonesia.
Sumber: gbn.top dan fajar.co.id