WkMedia.com – Pemerintah Belanda menunjukkan komitmen kuat dalam mendukung pembangunan Indonesia dengan mengucurkan dana investasi sebesar US$300 juta atau sekitar Rp 4,9 triliun. Dana ini akan disalurkan melalui lembaga Invest Internationaluntuk mendukung dua program prioritas pemerintah: makan bergizi gratis untuk anak sekolah dan penyediaan rumah terjangkau bagi masyarakat.
Ketua Umum Kadin Indonesia, Anindya Bakrie, menyebut langkah ini bukan sekadar janji, melainkan bentuk nyata dari keseriusan Belanda dalam menjalin kerja sama jangka panjang dengan Indonesia.
“Ini bukti bahwa Belanda tidak hanya ingin berdagang, tapi juga berinvestasi untuk masa depan bersama,” kata Anindya setelah menerima kunjungan Duta Besar Belanda untuk Indonesia, Marc Gerritsen, di Jakarta.
Gerritsen sendiri menegaskan pentingnya kolaborasi antara Kadin Indonesia dan sektor swasta Belanda dalam menjawab tantangan pembangunan nasional. Ia juga mengumumkan bahwa sebanyak 120 perusahaan Belanda akan datang ke Indonesia pada 16 Juni dalam misi dagang dan investasi. Kunjungan tersebut akan menjangkau Jakarta, Medan, Semarang, dan Makassar, dengan fokus pada sektor ketahanan pangan, kemaritiman, dan pengelolaan air.
Sebagai investor terbesar dari Uni Eropa di Indonesia—menyumbang 46 persen dari total investasi Eropa—Belanda juga membuka peluang kerja sama di bidang ketenagakerjaan, khususnya bagi pelaut dan tenaga medis Indonesia.
“Kami ingin memastikan bahwa investasi ini membawa manfaat nyata bagi masyarakat dan mendorong pembangunan berkelanjutan,” ujar Gerritsen.
Namun, muncul pertanyaan besar: mampukah pemerintah Indonesia mengelola dana triliunan ini secara efektif dan tepat sasaran? Meskipun dukungan dari Belanda patut diapresiasi, publik masih menyimpan keraguan mengingat program makan bergizi gratis yang telah dijalankan sebelumnya justru menuai banyak kritik. Di berbagai daerah, pelaksanaan program tersebut dinilai tidak merata, kurang pengawasan, dan bahkan disinyalir rawan penyimpangan. Bila pengelolaan anggaran tak dibenahi, bukan tidak mungkin suntikan dana sebesar Rp 4,9 triliun dari Belanda ini justru menjadi peluang yang terbuang sia-sia — atau bahkan membuka celah korupsi baru. Dukungan luar negeri bisa jadi berkah, tapi hanya jika ditangani dengan integritas dan transparansi.
Sumber: jakartaglobe.id