wk-media.com – Mantan Menteri Kelautan dan Perikanan, Susi Pudjiastuti, memberikan respons tegas terhadap pernyataan Kepala Kantor Komunikasi Kepresidenan, Hasan Nasbi, terkait teror kepala babi yang dialami wartawan Tempo, Fransisca Christy Rosana.
Bu Susi mendesak Presiden Prabowo Subianto untuk segera mencopot Hasan Nasbi dari jabatannya. Ia bahkan telah menghubungi Sekretaris Kabinet, Teddy Indra Wijaya, untuk menyampaikan keberatannya.
Teror tersebut terjadi ketika Fransisca, yang akrab disapa Cica, menerima kiriman kepala babi tanpa telinga langsung ke kantor Tempo. Insiden ini dinilai sebagai ancaman terhadap kebebasan pers, terutama karena Cica merupakan bagian dari tim Bocor Alus Politik yang memproduksi jurnalistik investigasi.
Saat dimintai tanggapan terkait teror tersebut, Hasan Nasbi menanggapi dengan pernyataan yang menuai kritik.
“Apa yang terjadi, pas dikirim itu apa yang terjadi?” kata Hasan, dikutip TribunnewsBogor.com dari Kompas TV.
“Udah dimasak aja, kalau kepala babi, dimasak aja,” tambahnya.
Hasan menilai bahwa insiden ini tidak mengancam Cica secara langsung.
“Saya lihat dari media sosialnya Fransisca, dia justru minta dikirim daging babi. Artinya dia gak terancam kan,” ujarnya.
Pernyataan tersebut memicu reaksi keras dari Susi Pudjiastuti.
“Ketidaktahuan!!!! Dia harus berhenti mewakili pemerintah berbicara di depan umum,” tulis Bu Susi di akun X miliknya.
Tak hanya mengungkapkan pendapatnya secara terbuka, Bu Susi juga langsung menghubungi Letkol Teddy, Sekretaris Kabinet.
“Done,” tulisnya dalam pesan singkat.
Hasan Nasbi kemudian menjelaskan bahwa pernyataannya soal memasak kepala babi merujuk pada unggahan Cica di media sosialnya.
“Padahal kan saya mengutip dari X-nya Fransisca, wartawati yang dikirimi kepala babi itu. Saya tuh sebenarnya jarang sepakat sama Tempo lho, ya tapi saya setuju dengan cara Fransisca merespons itu,” kata Hasan.
Ia menganggap teror kepala babi sebagai metode intimidasi yang sudah usang dan justru mendukung cara Cica dalam meresponsnya.
Hasan menegaskan bahwa pernyataannya bukan bentuk pelecehan terhadap pers. Menurutnya, justru tindakan memasak kepala babi tersebut bisa menjadi cara untuk merendahkan si peneror.
“Dan kalau saya ya, karena saya tahu dari X-nya dia makan daging babi, ya saya bilang kalau dikirim gitu, cara melecehkan peneror yang lebih paripurna lagi ya dimasak,” ujarnya.
(Sumber: Tribunnews)