wk-media.com – Pegiat media sosial Jhon Sitorus kembali mengkritik proyek Ibu Kota Nusantara (IKN), yang disebut sebagai proyek kebanggaan Presiden ke-7 Indonesia, Joko Widodo (Jokowi).
Meskipun ia mendukung pemindahan ibu kota, Jhon menegaskan bahwa tata kelola proyek tersebut tidak boleh diwarnai dengan korupsi dan kesalahan pengelolaan.
Menurutnya, pemindahan ibu kota merupakan cita-cita luhur yang pertama kali diwariskan oleh Presiden pertama Indonesia, Soekarno. Ia juga menyebut bahwa Ganjar Pranowo dan kelompoknya sejak awal telah menunjukkan dukungan terhadap gagasan tersebut.
“IKN harus didukung, tetapi tidak untuk bobrok dan korupnya. Kami bersama Ganjar Pranowo selalu konsisten sejak dulu, IKN adalah cita-cita luhur negeri ini yang diwariskan Soekarno,” ujarnya melalui akun X @JhonSitorus_18 pada 11 Februari 2025.
Namun, ia menilai bahwa pelaksanaan proyek ini tidak berjalan sesuai harapan.
“Tetapi, yang menjadi persoalan adalah apakah IKN yang dicita-citakan on the track? Nyatanya tidak. Banyak yang melenceng,” cetusnya.
Salah satu penyimpangan yang disorotnya adalah minimnya investor, yang sebelumnya diklaim pemerintah akan berbondong-bondong menanamkan modal di IKN.
“Investor kosong melompong yang ternyata hanya sekadar bohong belaka, Jokowi mulai menjadikan IKN sebagai ambisi pribadi bukan ambisi negara hingga menjadi bagian dari drama balas jasa kepada cukong dan oligarki,” imbuhnya.
Jhon juga menyoroti sikap pendukung Jokowi yang menurutnya seharusnya tetap kritis terhadap kebijakan pemerintah, bukan malah menerima semuanya tanpa evaluasi.
“Pendukung Jokowi sejati berpegang pada value, bukan menjadi penjilat. Begitu Jokowi salah, kami wajib mengkritisi, bukan malah memuji,” sebutnya.
Selain itu, ia menyoroti ekspresi Kepala Otorita IKN, Basuki Hadimuljono, yang tampak lusuh, menurutnya sebagai pertanda bahwa proyek ini menghadapi kendala besar, salah satunya terkait pemotongan anggaran oleh Presiden Prabowo Subianto.
“Begitu lusuh sehari-hari untuk sekadar memikirkan anggaran 2025 saja harus dipotong oleh Prabowo,” tandasnya.
Jhon berpendapat bahwa mereka yang mendukung IKN secara membabi buta sebenarnya tidak yakin bahwa proyek ini akan berjalan lancar.
“Jadi siapa yang penjilat? Siapa yang menolak IKN? Ya, kami mendukung IKN tetapi tidak dengan segala kebobrokannya dan kami bukan penjilat,” tukasnya.
“Yang menyedihkan adalah, mereka yang mendukung membabi buta seolah IKN sedang baik-baik saja,” tambahnya.
Lebih jauh, ia bahkan membandingkan proyek ini dengan Candi Hambalang, sebuah proyek besar yang akhirnya mangkrak.
“Mereka-mereka yang menjilat saat ini bahkan tidak percaya jika IKN secepat ini akan jadi Candi Hambalang,” terangnya.
Sebagai penutup, Jhon meminta agar mereka yang merasa marah atas kondisi IKN saat ini tidak melampiaskannya kepada pihak yang mengkritik, tetapi kepada mereka yang bertanggung jawab atas ketidakjelasan proyek ini.
“Andai kalian marah, marahlah kepada Prabowo. Karena faktanya Prabowolah yang membuat IKN tak jelas arahnya ke mana, juga tak memiliki kemampuan untuk meyakinkan investor,” kuncinya.
(Sumber: Fajar)