WkMedia.com – Entitas zionis ‘Israel’ mengatakan angkatan lautnya bersiap untuk menghadang dan menggagalkan upaya kapal Freedom Flotilla Coalition (FFC), Madleen, untuk mencapai Jalur Gaza.
Kapal layar Madleen berangkat dari Sisilia untuk “menembus blokade laut” terhadap Gaza dan ditumpangi 12 aktivis internasional, termasuk Greta Thunberg dan aktor Liam Cunningham.
Melansir Army Radio milik ‘Israel’, militer mengatakan “mereka memberlakukan penutupan maritim keamanan di Gaza dan bersiap menghadapi berbagai skenario,” tanpa menjelaskan lebih lanjut.
Pada hari Senin, FFC mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa mereka “meluncurkan Madleen, sebuah kapal sipil yang kini berlayar menuju Gaza membawa bantuan kemanusiaan dan pembela hak asasi manusia internasional yang secara langsung menentang blokade ilegal dan genosida Israel.”
Kapal tersebut ditumpangi relawan dari beberapa negara, termasuk anggota Parlemen Eropa keturunan Prancis-Palestina Rima Hassan dan Greta Thunberg, tambahnya.
Madleen membawa pasokan yang sangat dibutuhkan untuk warga Gaza, termasuk susu formula bayi, tepung, beras, popok, produk sanitasi wanita, peralatan desalinasi air, perlengkapan medis, kruk, dan prostetik anak-anak.
Pernyataan tersebut menekankan bahwa “ini adalah tindakan perlawanan sipil yang damai. Semua relawan dan awak kapal Madleen dilatih dalam antikekerasan.” Berbicara sebelum keberangkatan kapal, Thunberg menggambarkan perjalanan itu sebagai “misi sipil simbolis” yang bertujuan untuk menjebol blokade dan pengepungan.
“Jika masih ada sedikit pun rasa kemanusiaan yang tersisa, kita harus berjuang untuk Palestina. Saya di sini karena ini adalah tugas,” kata Greta.
Kapal itu diperkirakan akan mencapai pantai Gaza dalam waktu sekitar seminggu, meskipun menghadapi risiko tinggi dicegat oleh pasukan ‘Israel’ di perairan internasional.
Ini menjadi upaya kedua FFC, setelah pada awal Mei meluncurkan kapal Conscience. Kapal tersebut gagal berlabuh di Gaza setelah diserang oleh drone ‘Israel’ di perairan interasional.
Serangan itu menyebabkan kebakaran dan membuat lubang di lambung kapal, menurut sumber armada.
‘Israel’ menggunakan kelaparan sebagai alat untuk menggusur 2,4 juta warga Palestina di daerah kantong itu. Menurut kantor tersebut, ‘Israel’ telah memblokir bantuan kemanusiaan, terutama makanan, dengan menutup semua penyeberangan perbatasan sejak 2 Maret.
Penjajah ‘Israel’, yang menolak seruan internasional untuk gencatan senjata, telah melancarkan serangan dahsyat di Gaza sejak Oktober 2023, menewaskan hampir 54.500 warga Palestina, sebagian besar dari mereka adalah wanita dan anak-anak. Badan-badan bantuan telah memperingatkan tentang risiko kelaparan di antara lebih dari 2 juta penduduk daerah kantong itu.
November lalu, Pengadilan Kriminal Internasional mengeluarkan surat perintah penangkapan untuk Perdana Menteri ‘Israel’ Benjamin Netanyahu dan mantan Menteri Pertahanannya Yoav Gallant atas kejahatan perang dan kejahatan terhadap kemanusiaan di Gaza.
‘Israel’ juga menghadapi kasus genosida di Pengadilan Internasional atas kejahatan perangnya terhadap warga sipil di wilayah Palestina yang terkepung itu.
(Hidayatullah)