wk-media.com – Menteri Agama (Menag) Nasaruddin Umar menegaskan bahwa ia tidak akan menoleransi praktik suap dalam promosi jabatan di lingkungan Kementerian Agama (Kemenag).
“Saya tidak akan mempromosikan seseorang hanya karena memiliki koneksi. Lebih baik mengangkat orang yang masih perlu belajar tetapi memiliki integritas daripada orang yang cakap tetapi korup,” ujarnya, dikutip pada Sabtu (22/3/2025).
Menurutnya, jabatan merupakan amanah yang harus diperoleh dengan cara yang benar. Oleh karena itu, ia menekankan bahwa promosi jabatan harus didasarkan pada kompetensi, dedikasi, dan integritas, bukan kedekatan atau kepentingan pribadi.
Ia berharap agar lingkungan Kemenag semakin bersih dari praktik korupsi serta semakin profesional dalam menjalankan tugasnya untuk melayani masyarakat.
“Jika garis tangan kita memang ditakdirkan untuk naik jabatan, maka itu akan datang dengan sendirinya. Yang terpenting adalah bekerja dengan jujur dan ikhlas demi kemaslahatan umat,” tegasnya.
Selain itu, Menag juga mendorong seluruh jajaran Ditjen Bimas Islam untuk meningkatkan profesionalisme dalam melayani umat.
Ditjen Bimas Islam, menurutnya, merupakan wajah depan Kemenag, sehingga harus menjadi contoh bagi unit lainnya. Oleh karena itu, ia menekankan pentingnya kebijakan berbasis data dalam setiap pengambilan keputusan.
“Jangan membuat kebijakan yang terlalu melangit tanpa dasar kuantitatif yang kuat. Sebelum mengambil keputusan, lakukan survei agar kebijakan kita benar-benar berdampak bagi masyarakat,” tambahnya.
Ia juga menyoroti pentingnya pemanfaatan teknologi dalam mengakses informasi dengan cepat dan akurat. Dengan menggunakan data dari sumber terpercaya seperti Badan Pusat Statistik (BPS), kebijakan yang dibuat dapat lebih tepat sasaran.
“Teknologi sudah sangat maju. Dengan membuka internet, kita bisa mengetahui data terbaru secara akurat, cepat, dan terpercaya,” pungkasnya.
(Sumber: Fajar)