WkMedia.com – Pemerintah Inggris dan media penyiaran nasional BBC menuai kritik tajam setelah mengecam penampilan duo musik Bob Vylan di Festival Glastonbury pada Sabtu lalu. Banyak warganet yang menilai respons pemerintah dan BBC terhadap grup tersebut jauh lebih keras dibandingkan sikap mereka terhadap perang brutal Israel di Gaza.
Pekan ini sudah dipenuhi kontroversi, termasuk terkait penampilan grup rap asal Irlandia, Kneecap, yang sebelumnya dituding mempromosikan terorisme di sebuah konser di Inggris. Namun puncaknya terjadi ketika Bob Vylan memimpin ribuan penonton untuk meneriakkan, “matilah, matilah IDF [Pasukan Pertahanan Israel]” — sebuah momen yang juga ditayangkan oleh BBC dan ditonton jutaan orang.
Bob Vylan — beranggotakan Bobby Vylan (vokal/gitar) dan Bobbie Vylan (drum) — dikenal dengan lagu-lagu yang memadukan punk, grime, dan hip-hop serta lirik-lirik bertema sosial seperti rasisme, kesehatan mental, dan gentrifikasi di komunitas kulit hitam Inggris.
Dalam penampilannya, Bobby Vylan (nama asli Pascal Robinson-Foster) mengatakan pernah bekerja untuk “seorang Zionis brengsek” dan secara terbuka menuduh Inggris dan AS terlibat dalam “kejahatan perang dan genosida terhadap rakyat Palestina.”
Ia sempat berkata, “Saya tahu kami sedang disiarkan BBC, jadi kami tidak akan mengatakan hal yang terlalu gila,” sebelum meneriakkan, “bebaskan Palestina” dan “dari sungai hingga ke laut, Palestina akan bebas.”
Ia menambahkan, “Kami bukan punk pasifis. Kami punk yang keras. Karena kadang-kadang, kamu harus menyampaikan pesan dengan keras — itu satu-satunya bahasa yang dimengerti sebagian orang.”
Kontroversi ini muncul bersamaan dengan laporan bahwa tentara Israel dengan sengaja menargetkan warga Palestina saat distribusi bantuan yang didanai AS melalui Gaza Humanitarian Foundation (GHF), serta tuduhan bahwa tepung bantuan yang dibagikan mengandung opioid.
Akibat teriakan tersebut, Bob Vylan langsung menghadapi konsekuensi. Kepolisian Inggris pada Senin (24 Juni) membuka penyelidikan pidana terhadap Bob Vylan dan Kneecap. Media Daily Mail bahkan keliru melaporkan seruan mereka sebagai “matilah orang Israel”.
Perdana Menteri Keir Starmer, pihak Glastonbury Festival, dan BBC semuanya mengutuk ucapan Bob Vylan. Pemerintah AS juga ikut menghukum mereka dengan mencabut visa kunjungan ke AS, menurut pejabat dari era Trump.
Tak hanya itu, agensi United Talent Agency (UTA) juga memutus kontrak dengan Bob Vylan pada hari yang sama.
“Hukum Justru Lindungi Pelaku Kejahatan”
Meski diserang pemerintah dan media, ribuan pengguna media sosial justru membela Bob Vylan. Mereka menilai, pernyataan yang keras dianggap lebih berbahaya ketimbang pembunuhan massal yang dilakukan Israel — padahal para pakar PBB dan lembaga HAM internasional telah menyebut aksi Israel di Gaza sebagai genosida.
Sumber: Middle East Eye