WkMedia – Jika mudah kenapa tidak dibuat ribet? Mungkin ini kalimat yang tepat untuk menggambarkan kasus ijazah palsu yang melibatkan bekas presiden jokowi dengan Roy Suryo cs.
Padahal, kasus ini sangat remeh temeh. Tinggal tunjukan saja ke publik ijazahnya, ijazah asli tentunya, dan selesai. Tapi Jokowi malah muter-muter, belibet-belibet, sehingga Roy Suro dan sejumlah koleganya yang pakar uji digital forensik akan menempuh langkah yang cukup serius.
Pakar telematika Roy Suryo menyebut bahwa sejumlah pakar digital forensik internasional telah dihubungi untuk membantu memberikan pandangan profesional.
“Saya sudah kontak dengan ahli digital forensik di Amerika, Dr Rismon sudah kontak dengan Jepang, dr Tifa udah,” ujarnya dikutip dari unggahan akun X @tham878 Rabu (21/5).
Dikatakan Roy, para ahli tersebut menyatakan kesiapannya untuk terlibat. “Intinya adalah mereka siap bantu,” sebutnya.
Namun ia menyinggung bahwa di dalam negeri, saat ini hanya ada laboratorium forensik di lingkungan Polri.
Oleh karena itu, ia mendorong agar Indonesia mulai membangun infrastruktur yang lebih kuat di bidang ini.
“Tapi memang ketika di Indonesia baru ada Labfor di Polri, mungkin next kita harus pikirin ke depan,” lanjut Roy, sambil mencontohkan negara lain.
“Kedepan itu negara seperti Amerika, Kanada, Virginia, dia punya namanya adalah Virginia Departemen Forensik Sains. Bahkan Filipina udah pernah,” tambahnya. Roy juga menekankan pentingnya transparansi dalam proses pengujian dokumen tersebut.
“Kalau sekarang kita tunggu hasil dari Labfor, kita hormati. Tetapi harus terbuka,” tegasnya. Roy bilang, masyarakat perlu diberikan akses untuk melihat langsung dokumen yang dimaksud.
“Ijazahnya ditunjukkan ke masyarakat dan hasilnya bisa kita lihat detailnya, uji lab, bukan hanya satu kalimat saja ini asli atau gak asli,” tandasnya. [kl]