wk-media.com – Pakar psikologi forensik Reza Indragiri Amriel menilai pernyataan Kepala Komunikasi Kepresidenan Hasan Nasbi terkait insiden pengiriman kepala babi ke kantor Tempo mengandung dua makna penting.
“Pernyataan Hasan Nasbi itu mengandung dua hal,” kata Reza melalui layanan pesan, Senin (24/3).
Diketahui, pada Kamis (20/3) lalu, kantor media Tempo menerima teror berupa kiriman kepala babi dari seseorang yang mengenakan atribut aplikasi pengantaran barang. Menanggapi kejadian tersebut, Hasan justru menyarankan agar pihak redaksi Tempo memasak kepala babi yang mereka terima.
Menurut Reza, pernyataan Hasan yang pertama menunjukkan pengabaian terhadap harkat hidup manusia.
“Penyepelean terhadap harkat hidup manusia,” ujarnya.
Reza menjelaskan bahwa pemenggalan kepala babi kerap menjadi simbol kemarahan sekaligus bentuk intimidasi terhadap pihak penerima. Ia pun mempertanyakan apakah Hasan akan memberikan respons yang sama apabila Presiden ketujuh RI, Joko Widodo (Jokowi), menjadi target pengiriman kepala babi.
“Lantas, pantaskah negara abai terhadap dugaan perbuatan pidana semacam itu? Sekiranya, kepala babi dikirim ke rumah Jokowi, apakah Hasan Nasbi akan mengeluarkan pernyataan serupa?” kata Reza.
Ia menyesalkan pernyataan Hasan, terutama mengingat Presiden Prabowo baru-baru ini mengundang para pimpinan redaksi media untuk bersilaturahmi di Hambalang.
“Silaturahmi hangat itu memberikan makna betapa pentingnya media dan wartawan di mata Presiden,” tambahnya.
Selain itu, Reza menilai pernyataan Hasan juga mencerminkan bentuk pengabaian terhadap hak hidup binatang.
“Sentimen negatif terhadap Tempo, tetapi kenapa pengekspresiannya dilakukan lewat tindak kekerasan terhadap binatang?” ujarnya.
Ia mengingatkan bahwa tindakan penyiksaan terhadap binatang merupakan pelanggaran Pasal 302 dan 540 KUHP.
“Perkataan Hasan Nasbi itu kontras betul dengan sikap Prabowo yang sangat menyayangi satwa. Kuda bahkan kucing disayang Prabowo,” pungkasnya.
(Sumber: jpnn)