WkMedia – Di darat banyak menuai protes dan kecaman, akhirnya Sound Horeg mencoba ‘peruntungan’ di laut.
Beberapa hari belakangan bersliweran video yang memperlihatkan sejumlah kapal tampak membawa perangkat audio berukuran besar dan memutar musik dengan volume tinggi sambil mengelilingi kawasan laut.
Banyak warganet yang geram dengan tingkah laku mereka yang dianggap tidak membawa manfaat bagi siapa pun selain menggangu dan memperlihatkan rendahnya kualitas pelakunya.
Kelakuan mereka ini juga membuat geram mantan Menteri Kelautan dan Perikanan, Susi Pudjiastuti. Lewat akun media sosialnya di platform X (@susipudjiastuti), Susi melontarkan sindiran menohok sekaligus doa terbaik terhadap aksi tak biasa itu.
“Semoga suara debur ombak yg besar akan menenggelamkan sound horeg,” demikian tulisnya (18/5). Singkat, jelas, padat.
Terhadap fenomena sound horeg di laut ini, Lembaga penelitian kelautan asal Amerika Serikat, National Oceanic and Atmospheric Administration (NOAA), menyoroti potensi bahaya dari kebisingan ekstrem di laut seperti yang ditimbulkan sound horeg.
“Gangguan ini bisa menyebabkan stress, perubahan perilaku, bahkan kematian pada satwa laut,” tulis hasil kajian NOAA dalam unggahan akun Instagram @fakta.indo.
Tak hanya mengganggu mamalia laut seperti paus dan lumba-lumba, getaran keras dari perangkat suara juga berisiko merusak terumbu karang. Padahal, terumbu karang merupakan rumah bagi ribuan spesies laut yang menopang ekosistem secara keseluruhan.
Setelah ditelusuri, lokasi battle sound horeg dalam video viral itu terjadi di wilayah perairan Pasuruan, Jawa Timur. Tepatnya di Dusun Pasir Panjang, Desa Wates, Kecamatan Nguling serta Desa Semedusari, Kecamatan Lekok.[kl]