WkMedia.com – Tim Pengawas (Timwas) DPR RI menemukan tenda jemaah haji Indonesia di tenda jemaah haji Indonesia di Arafah, Muzdalifah, dan Mina (Armuzna) overkapasitas atau kelebihan daya tampung. Penumpukan jemaah dalam satu tenda dapat membahayakan kenyamanan dan kesehatan, bahkan berisiko mengganggu kekhusyukan ibadah.
Ketua Timwas Haji DPR RI Cucun Ahmad Syamsurijal mengungkap temuan tenda overkapasitas usai melakukan inspeksi mendadak (Sidak) ke sejumlah tenda jemaah di Arafah dan Mina pada Minggu (1/6/2025).
“Kalau konsepnya seperti ini, besok kita akan lakukan evaluasi dengan panitia penyelenggara Haji. Pasti ini akan terjadi lagi nanti penumpukan jemaah yang saya katakan ini seperti tidak manusiawi,” ujar Cucun dikutip dari akun Instagram resmi DPR RI, Senin (2/6/2025).
Cucun berjanji segera menangani persoalan tenda overkapasitas tersebut. “Akan kami evaluasi bersama panitia haji. Harus dicari jalan keluar, salah satunya penyediaan tenda cadangan agar jemaah tidak harus tidur di luar tenda atau berdesakan di dalam,” kata Cucun.
Dia menegaskan, penumpukan jemaah haji dalam satu tenda dapat membahayakan kenyamanan dan kesehatan. Tidak hanya itu, overkapasitas tenda jemaah haji juga bahkan berisiko mengganggu kekhusyukan ibadah.
Dalam satu tenda, terdapat hingga 300 orang. Padahal, kapasitas idealnya hanya 200 orang. “Tidak ada jarak antara tempat tidur satu dengan lainnya. Ini tidak manusiawi,” ujarnya.
Politikus Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) ini mengungkapkan ada kekurangan terhadap kualitas layanan pemondokan jemaah. Meski tahun ini melibatkan delapan syarikah dalam penyediaan layanan, kata dia, nyatanya masih banyak jemaah yang tidak mendapatkan pemondokan secara layak.
Dia mengungkapkan, pemondokan yang tidak layak membuat ada jemaah terpaksa tidur di musala karena tidak mendapat tempat tinggal. Tak hanya itu, banyak juga jemaah yang terpisah dari pasangannya, bahkan jemaah lansia dan disabilitas terpisah dari pendampingnya.
“Hal seperti ini tidak boleh terjadi lagi, terutama saat fase puncak haji di Armuzna,” tegas Cucun
Dia menambahkan, temuan tersebut harus segera ditangani atau kondisi serupa akan terus terulang di musim haji mendatang. Karena itu, pihaknya akan melakukan evaluasi menyeluruh bersama Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) dan pihak-pihak terkait lainnya, termasuk meminta penyedia layanan untuk menyediakan tenda cadangan sebagai solusi darurat.
Kapasitas Maktab di Armuzna juga mendapat sorotan dari Timwas Haji DPR RI. Timwas menilai
kapasitas maktab di Armuzna tidak memadai.
Menurut Cucun, luas tempat tidur hanya 50 cm per anggota jemaah, jauh di bawah standar minimal 60 cm.
“Syarikah MCDC bahkan memaksakan hingga 280 kasur di maktab besar dan 181 kasur di maktab kecil. Ini jelas tidak manusiawi dan berisiko besar pada keselamatan dan kenyamanan jemaah,” ujarnya.
Dalam peninjauan lapangan, Timwas Haji DPR juga menemukan layanan konsumsi belum sesuai dengan standar yang ditetapkan. Menu makanan dan gramasi tidak sesuai yang diumumkan.
Layanan transportasi dan kesehatan, terutama bagi jemaah lansia, juga belum memenuhi standar pelayanan minimum.
Temuan lain yang mencuat dalam rapat adalah keterlambatan penerbitan dan pendistribusian kartu nusuk, yang menjadi syarat masuk ke Masjidil Haram. Akibatnya, banyak anggota jemaah kehilangan kesempatan beribadah di masjid suci tersebut.
(Fajar)