wk-media.com – Pekerja lepas seperti mitra pengemudi ojek online (ojol) menerima Tunjangan Hari Raya (THR) yang oleh aplikator disebut sebagai Bonus Hari Raya (BHR). Namun, jumlah BHR yang diterima setiap pengemudi berbeda-beda.
Di media sosial seperti X, banyak pengemudi ojol mulai membagikan perolehan THR atau BHR mereka. Seperti telah disebutkan sebelumnya, jumlah yang diterima tidak sama antara satu pengemudi dan yang lainnya.
Si A mungkin mendapatkan jumlah tertentu, tetapi belum tentu si B memperoleh nominal yang sama. Bahkan ada yang hanya menerima kurang dari Rp1.000.
“ATENSI KHUSUS dari Pemerintah langsung membuahkan HASIL.. THR dari GOJEK untuk para Driver SUDAH CAIR Ayo bang @Gojekmilitan dan semua Ojol.. Ucapkan terima kasih ke pak @prabowo .. Dapat THR, Mayan BUAT BAYAR TOILET waktu perjalanan Mudik,” cuit akun X @AraituLaki, sembari membagikan video yang memperlihatkan seorang pengemudi ojol hanya menerima BHR sebesar Rp105.
Dalam video tersebut, tampak User Interface (UI) aplikasi Gojek yang memberikan pemberitahuan kepada mitra bahwa mereka telah menerima sejumlah uang. Bahkan, di kolom komentar unggahan tersebut, ada pengguna yang mengaku hanya mendapat Rp93.
“THR gojekmilitan untuk bayar WC umum saja masih nombok Rp1.895,” komentar pengguna X lainnya dengan akun @NawawiAlMaroni.
Sementara itu, dalam komentar di unggahan yang sama, banyak mitra pengemudi ojol lainnya membagikan tangkapan layar perolehan THR mereka. Ada yang mendapatkan Rp50 ribu, Rp100 ribu, Rp450 ribu, hingga Rp900 ribu.
Perbedaan jumlah BHR yang diterima para pengemudi ojol ini memang telah disampaikan sebelumnya. THR untuk ojol, yang telah diamanatkan oleh Presiden Prabowo Subianto di Istana Negara beberapa waktu lalu, besarannya disesuaikan dengan kinerja masing-masing mitra.
Aplikator ride hailing seperti Gojek dan Grab juga menegaskan bahwa jumlah THR yang diterima mitra bergantung pada performa kerja mereka. Pengemudi yang lebih aktif dan memenuhi target tertentu akan menerima BHR yang lebih besar, sedangkan yang kurang aktif bisa mendapatkan jumlah kecil atau bahkan tidak menerima sama sekali.
Hal ini diklaim sebagai bentuk penerapan prinsip keadilan, karena tidak semua mitra memiliki kinerja yang sama. Selain itu, perbedaan antara mitra pengemudi lama dan baru juga menjadi faktor dalam menentukan besaran BHR yang diterima.
(Sumber: Jawapos)